|
diambil darihttp://2.bp.blogspot.com/ |
TRIBUNNEWS.COM –- Tak selamanya memelihara hewan langka atau dilindungi disebut ilegal. Tapi bisa juga jadi kegiatan legal. Bahkan hewan langka juga bisa diperdagangkan. Tapi ada rentetan syaratnya secara khusus. Tak mudah pula untuk memenuhi syarat-syarat tersebut.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta Mujiastuti mengatakan, hewan langka yang bisa dimanfaatkan untuk dijual atau dipelihara adalah yang didapat dari penangkaran, bukan diambil dari alam.
Lalu syarat lainnya, hewan langka yang boleh dimanfaatkan dari penangkaran hanya yang sudah masuk kategori F2. Artinya hanya hewan yang sudah generasi ketiga di penangkaran yang boleh dimanfaatkan. "Jadi itu cucu dari indukan pertama di penangkaran yang boleh dipakai untuk dimanfaatkan," kata Mujiastuti.
Mereka yang bisa menangkarkan hanyalah perusahaan yang terdaftar di BKSDA. Bukan penangkaran ilegal yang tak terdaftar. Apabila ada orang yang menangkarkan hewan langka tapi perusahaan tak terdaftar, maka semua anakannya tetap dianggap ilegal untuk diperdagangkan.
Namun, hewan langka yang legal untuk dimanfaatkan setelah ditangkarkan hanya hewan kategori Appendix 2. Sedangkan untuk hewan langka kategori Appendix 1, walau sudah ditangkarkan, tetap tak boleh dimanfaatkan untuk apapun dan harus dikonservasi.
Hewan langka kategori Appendix 2 ini adalah hewan langka yang dilindungi di alamnya. Tak boleh diambil dan dijual apabila keturunan hewan langka langsung dari alam. Tapi apabila sudah ditangkarkan, maka keturunan generasi ketiga atau F2-nya boleh dimanfaatkan.
Hewan langka Appendix 1 adalah hewan langka yang jumlahnya kurang dari 800 ekor di alam. Hewan ini tak boleh dimanfaatkan untuk apapun kendati sudah ditangkarkan. Harus tetap kembali ke kawasan konservasi.
Beberapa jenis hewan langka Appendix 1, antara lain Anoa, Badak Bercula Satu, Harimau Sumatera, Macan Dahan, Siamang, serta Orang Utan. Hewan langka Appendix 1 ini untuk keluar dari Indonesia pun sulit.
Cuma Presiden yang bisa memberikan izin hewan Appendix 1 ini keluar dari Indonesia. Itupun biasanya hanya untuk pertukaran hewan dengan tamu negara. Sedangkan hewan langka Appendix 2, antara lain, Elang, Alap-Alap, Buaya Muara, Jalak Bali, dan lainnya. (Warta Kota/ote)
Elang rata-rata di Indonesia statusnya adalah Apendiks II atau siaga II, kecuali Elnag Jawa, Elang Flores, Elang Sulawesi dan Elang endemik lain yang berstatus Apendiks I.
Kulit sapi adalah bahan yang harganya bisa dibilang mahal karena keindahan alami kulit dan kekuatannya kulit sapi dijadikan sebagai kerajinan kulit seperti dompet, tas, sarung pisau dan lain-lain. apa hubungan kulit sapi disini ? yaitu kulit sapi sebagai bahan baku pembuatan equipment Falconry seperti anklet, glove, bag, hood dan lain-lain yang tentu harganya tidak murah. Namun equipment yang terbuat dari kullit sintetis/imitasi harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kulit sapi asli, bayangkan bahaya nya jika memakai equipment kulit imitasi yang mudah rusak ? anklet jesse yang terbuat dari kulit imitasi akan mudah rusak dan mengakibatkan BOP lepas atau escape. Berikut merupakan tips membedakan kulit sapi asli dan sintetis.
1. Serat
|
diambil dari https://i.ytimg.com/ |
Pada gambar disamping kulit sapi asli memiliki permukaan yang kasar dan memiliki serat yang tidak beraturan seperti gambar disamping keduanya merupakan kulit sapi asli sebelah kiri adalah kulit full grain sedangkan yang kanan adalah kulit pull up. Berbeda dengan kulit sapi asli, kulit sapi sintetis/imitasi memiliki permukaan yang halus dan serat pada kulit sintetis beraturan/konsisten seperti pada jok motor bahkan ada yang tidak memiliki serat seperti kulit vinyl yang biasa di jadikan sabuk.
2. Bahan Belakang
|
diambil dari http://static.wixstatic.com/media/ |
Kulit sapi asli mempunyai bahan yang tidak beraturan dan sangat kasar serta memiliki bau yang sangat khas sedangkan pada kulit sapi imitasi/sintetis memiliki permukaan yang semi halus yaitu hanya terdapat benang-benang yang rapi karena hanya buatan.
3. Tidak Merambatkan Api
Jika dibakar ujungnya, kulit asli tidak akan merambatkan api. Kulit asli hanya akan gosong dan panas jika dibakar. Sedangkan sintetis karena terdapat benang, akan merambatkan api. Api akan menjalar ke bagian yang lainnya. Selain itu, aroma kulit yang dibakar akan menghasilkan bau gosong sedangkan sintetis akan menghasilkan bau plastik yang dibakar.
4. Kelenturan
Kulit asli memiliki kelenturan yang lebih tinggi dibanding dengan sintetis. Berbeda dengan kulit asli hewani, karena terbuat dari bahan yang mengandung plastik, sintetis tidak memiliki kelenturan yang tinggi seperti kulit hewan asli sehingga mudak koyak dan sobek.
Itulah tadi beberapa perbedaan kulit sapi asli dan Imitasi, semoga bermanfaat dan menjadikan para Falconer berhati-hati dalam memasang equipment agar aman.
|
diambil dari http://www.centredefauconnerie.com/QTFC |
Falconry glove adalah sarung tangan Falconry yang terbuat dari kulit sapi. banyak model dan lapisan Falconry Glove yang di produksi, ada yang dua lapis kulit, tiga lapis kulit, empat lapis kulit bahkan satu lapis atau single layer pun ada. Falconry glove atau sarung tangan Falconry harus terbuat dari kulit sapi asli yang tebal dan lembut berguna untuk menghindari rasa sakit dan cidera akan kuku dan paruh burung pemangsa. Falconry gloves biasanya dibuat untuk tangan kiri dari kulit premium, nubuck dan suede. Falconry glove juga di buat variasi dan model tertentu agar menambah keindahan dan warna dari glove itu sendiri. (seperti pada gam bar di atas).
|
diambil dari https://ecs12.tokopedia.net/ |
Falconry glove dapat di temukan di toko-toko Falconry dan di tempat jual beli online dengan harga berkisar mulai dari Rp. 150.000-, sampai dengan Rp. Rp. 500.000-, harga yang di keluarkan sama dengan kualitas yang di dapat yaitu kulit sapi asli, nyman, panjang, kuat, awet, dan bagus tampilannya. namun jika tidak ingin membeli Falconry gloves di karenakan kemahalan tenang, bisa pakai sarung tangan las. ya.. sarung tangan las terbuat dari kulit dan sudah banyak Falconer di Indonesia yang memakai sarung tangan ini sebagai alternatif. (sarung tangan las seperti pada gambar di samping yang merah).